Rabu, 30 September 2015

Makalah Lansia (Usia Lanjut)



BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan menurun. Padahal meskipun aktivitasnya  menurun sejalan dengan bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya. 




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2.      Apa saja ciri-ciri dari lansia ?
3.      Apa saja kondisi fisik pada lansia ?
4.      Apa saja masalah kesehatan pada lansia ?
5.      Apa saja masalah gizi pada lansia ?
6.      Apa saja kebutuhan gizi pada lansia ?
7.      Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri lansia
3.      Untuk mengetahui kondisi fisik pada lansia
4.      Untuk mengetahui masalah pada kesehatan lansia.
5.      Untuk mengetahui masalah gizi pada lansia
6.      Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
7.      Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia














BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian dari lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
a.       Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
b.      Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
c.       Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
d.      Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun  

Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.

2.      Ciri - ciri lansia
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1.      Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2.      Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.
3.      Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4.      Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.

3.      Kondisi fisik pada lansia
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.

Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
            Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1.      Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2.      Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
3.      Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4.      Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5.      Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosit.
6.      Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear

Adapun perubahan -  perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara lain :
1.      Sel
a.       Lebih sedikit jumlahnya
b.      Lebih besar ukurannya

c.       Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d.      Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e.       Jumlah sel otak menurun.
f.       Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g.      Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2.      Sistem persarafan :
a.       Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b.      Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c.       Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d.      Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e.       Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3.      Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a.       Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b.      Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c.       Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
4.      Sistem penglihatan
a.     Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b.      Kornea lebih berbentuk sferis      
c.       Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas menyebabkan     gangguan penglihatan.
d.      Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.

e.       Hilangnya daya akomodasi.
f.       Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g.      Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.      Sistem kardiovaskuler
a.       Elastisitas didnding aorta menurun.
b.      Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c.       Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.      Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e.       Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6.      Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a.       Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat metabolisme yang menurun.
b.      Keterbatasan  refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

4.      Masalah Kesehatan pada lansia
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Menurut Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang bergerak), instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), dan impotence (impotensi).

Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
a.      Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
b.      Istabilitas
Penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik (hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
c.       Beser
Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati  pada

lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibat timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser bak mandi.
d.      Gangguan intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya.
e.       Infeksi
Merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam diagnosis  dan pengobatan serta resiko menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.


f.       Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit
Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
g.      Depresi
Perubhan status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya  depresi pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat, hulangnya kesenangan yang  biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
h.      Kurang gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi  kesehatan

Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
i.        Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.
j.        Impotensi
Merupakan ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25% dan  minimal 17%.
Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.
k.      Tidak punya uang
Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai peranan di dalam menjalin masa tuanya.

l.        Penyakit obat-obatan
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang digunakan.
Penyakit Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya fungsi tubuh dan faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain:
a.   Jantung dan Serangan Jantung
Untuk mencegah dari serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu makan makanan yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih (overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan hindari makanan gorengan dan bergaram.
b.   Tekanan darah Tinggi
Untuk mencegah terjadi penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti olahraga secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau diganti dengan garam diet.
c.       Arthritis (reumatik)
Untuk mencegah penyakit reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan fisik dan berjalan kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga angkat beban ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes tulang untuk melihat kondisi tulang kita.
d.      Osteoporosis (tulang rapuh)
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh, yaitu dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
e.      Diabetes
Untuk mengontrol diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging dengan intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan makanan dan snack yang sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.
f.       Kanker
Untuk mencegah kanker: berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang dapat mempunyai efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh hijau  secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek karsinogenik dan menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.
g.      Ginjal
Sakit ginjal dapat dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga berat badan, kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
h.      Pembesaran prostat
Untuk mencegahnya yaitu dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang bergizi seperti sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu, tomat, ikan dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang, kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara berkala.
i.        TBC
TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu hidup bersih dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral, kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.
j.        Penyakit mata
Penyakit mata atau katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia. Pencegahannya yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.

k.      Alzheimer (penyakit pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang ringan, konsumsi makanan yang bergizi seperti serealia utuh (yang banyak kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh, sayuran dan buahan (misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D (misalnya telur, susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia dalam satu hari misalnya sebagai berikut.


5.      Masalah gizi pada lansia
a.      Kegemukan atau obositas
Keaadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung (lemak, protein dan karbohidrat) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi sejak usia muda bahkan sejak anak-anak. Seseorang yang sejak kecil sudah gemuk mempunyai banyak sel lemak yang bilamana konsumsi meningkat cenderung sel lemak itu diisi kembali sehingga mudah menjadi gemuk. Proses metabolisme yang menurun pada usia lanjut, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori yang berlebih akan di ubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan.
Kegemukan atau obesitas akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung koroner 1-3 kali, penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali. Beberapa penyakit yang dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas antara lain :
1.      Penyakit jantung koroner (PJK)
Menurut Kennedy penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90 tahun, masa jantung bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per tahun pada wanita. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, kegemukan dan obesitas juga merupakan faktor resiko penting yang memengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner.
Penyakit jantung koroner ini terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung
oleh timbunan lemak (plak) sehingga jantung kekurangan oksigen. Faktor resiko yang bisa dimodifikasikan antar lain kebiasaan merokok, dislipidemia, kurang gerak, kegemukan, diabetes mellitus, stress, infeksi, serta gangguan pada darah (fibrinogen, faktor thrombosis dan sebagainya).
2.      Hipertensi
Berat badan yang berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh. Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di samping itu, pembuluh darah pada usia lanjut lebih tebal dan kaku (arteriosklerosis) sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila disertai adanya plak di dinding dalam arteri dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan strok (pecahnya pembuluh darah). Jika sumbatan ini terjadi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan lumpuh atau kematian. Bila sumbatan terjadi di jantung, maka akan menyebabkan serangan angina atau infark yang juga dapat menyebabkan kematian.
Konsumsi natrium (garam) yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu rendahnya konsumsi kalsium, magnesium dan kalium dapat pula meningkatkan tekanan darah.
3.      Diabetes mellitus
Adalah suatu keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau tidak berfungsinya insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tertimbun dalam darah (hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang mungkin terjadi. Pada orang gemuk atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan tidak memenuhi kecukupan.
4.      Sirosis hepatitis
Pada usia lanjut sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit seperti yang terdapat pada dewasa lain.
Lemak yang berlebihan akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya perlemakan hati, dan memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis. Disamping itu, sirosis hepatitis juga disebabkan karena radang hati (hepatitis) akibat kebiasaan minum alcohol yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati.

b.      Kurang energi kronis (KEK)
Kurangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat mulai keriput sehingga kelihatan makin kurus. Disamping kurangnya karbohidrat, lemak dan protein sebagai zat gizi makro maka penderita KEK biasanya disertai kekurangan zat gizi makro lain lain.
Penderita dengan penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga menurun (misalnya pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita  KEK, bila IMT < 17, selain itu dari pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang tersebut sangat kurus dan tulang-tulangnya menonjol.
Penyebab kurang energy kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :
1.      Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman.
2.      Banyak gigi yang tanggal/ompong sehingga untuk makan terasa sakit.
3.      Nafsu makan berkurang karena kurang aktivitas, kesepian, depresi, penyakit kronis, efek samping dari obat, alcohol dan rokok.

c.       Osteoporosis (Keropos Tulang)
Masa tulang telah mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk pria. Bila konsumsi kalsium kurang, dalam jangka waktu lama akan timbul osteoporosis. Osteoporosis pada wanita terjadi setelah dua tahun menopause. Hal ini karena masa tulang wanita lebih kecil dari pada pria dan pengaruh penurunan hormone estrogen pada wanita yang telah mengalami menopause. Akibatnya tulang sangat rapuh dan mudah terjadi patah tulang, bilamana mengalami jatuh. Kekurangan kalsium dalam waktu lama dapat menyebabkan osteoporosis.

d.      Gout
Gout dapat timbul sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut. Gout ini lebih sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang menyebabkan asam urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut. Pada kulit sekitar permukaan sendi yang terserang membengkak dan hangat dengan warna kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam darah menurun. Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus terjadinya batu ginjal.

6.      KEBUTUHAN GIZI LANSIA

A.    Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh,iklim atau suhu udara,kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsure lingkungan. Kecukupan atau konsumsi gizi manula berbeda dengan kecukupan gizi pada usia muda. Namun kebutuhan nutrisi manusia sama pada usia 40, 50, 60, dan sesudahnya seperti ketika masih berusia sedikit muda dengan sedikit variasi.

a.      Energi
Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif yang mengakibatkan kegiatan fisik juga menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan gizi yang dianjurkan untuk pria manula adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan kalori akan mulai menurun  pada usia 40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun 10%.

Dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang seharusnya dikonsumsi  juga menurun.Kebutuhan energy pada usia 40 tahun sekitar 35 kkal/kg BB ideal. Setiap usia 10          tahun perkembangan usia, kebutuhan energy akan menurun 10 g. Tetapi, pembagian ke dalam zat-zat gizi tetap berprinsip pada pola gizi seimbang.

b.      Protein
Fungsi protein pada manula tidak lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk pemeliharaan dan pengganti sel-sel yang rusak,serta pengaturan fungsi fisiologis tubuh. Pada usia tua tubuh lebih tergantung  pada asam-asam amino esensial. Dianjurkan kecukupan protein usia lanjut dipenuhi dari protein yang berkualitas baik seperti susu, telur, daging karena kecukupan asam amino yang pentingnya pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein yang diperlukan bagi laki-laki lanjut adalah 49 g per hari dan perempuan sebesar 41 g perhari. Pada usia lanjut tidak diperlukan jumlah konsumsi protein yang berlebih karena akan memberikan fungsi ginjal dan hati,sebaiknya konsumsi protein asal hewani atau nabati adalah 10 % dari total kebutuhan total kalori perhari.

c.       Hidrat Arang
Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan kalori juga menurun. Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat arang.

d.      Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak yang berlebih dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga, dan bila sangat berlebih akan disimpan sebagai lemak tubuh. Konsumsi yang berlebih pada manula  dihindari karena dapat meningkatkan kadar lemak tubuh,khususnya kadar kolesterol darah. Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi dan banyak menggunakan lemak nabati. Jumlah lemak yang dianjurkan diatur tidak melebihi 25 % dari total
kecukupan energy sehari , karena kebutuhan lemak pada lansia hanya berkisar antara 20-25% dari total kalori/hari.

e.       Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak jauh berbeda dengan kebutuhan pada waktu muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina. Kecukupan ketiga vitamin itu tergantung dari jumlah yang diperlukan. Pada manula, konsumsi vitamin seperti riboflavin ,tiamina,vitamin B6 asam folat, Vitamin C dan D, dan vitamin E dari makanan perlu mendapat perhatian yang khusus terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause (50 tahun ke atas) memerlukan vitamin-vitamin antioksidan seperti  Vitamin A dan Vitamin E (400-600 unit/hari).

f.       Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi, kalsium. Kalsium yang dibutuhkan pada usia 19-50 tahun 1.000 mg, sedangkan untuk usia lebih dari 51 tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg. Organisasi kesehatan menyarankan bagi manusia yang sudah pasca menopause untuk mengonsumsi harian, kalsium sebesar 1.500 mg, lebih tinggi dari kebutuhan biasa sebesar  1.200 mg. suplemen kalsium hingga  1.000 mg/hari juga disarankan bagi mereka yang tidak mendapatkan mineral yang lebih cukup dari makanan. Adapun kecukupan yodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia untuk usia 10-59 tahun dan lebih dari 60 tahun baik pria maupun wanita adalah sebanyak 150 mg.

g.      Air dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya kemampuan ginjal maka air punya peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas sehari. Serat dalam makanan akan membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah konstipasi pada manula.

B.     Angka Kecukupan Gizi Lansia
Kecukupan  gizi usia  lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan gizi  sangat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan, postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari, iklim/suhu udara,kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan,sedang sakit) dan unsure lingkungan (misalnya bekerja dibahan dengan bahan nuklir). Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan brmanfaat bagi usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit degenerative seperti penyakit jantung,ginjal,diabetes mellitus arthritis dan lain-lain atau kekurangan  gizi yang seyogianya telah dilakukan sejak muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:

1.      Kalori
Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan penurunan metabolism basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan fisik cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40 – 49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun. Menurut widya karya pangan dan gizi 1993,kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut(
2.      Protein
Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-jaringan yang rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein hewani dan nabati dengan perbandingan 1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut (60 tahun)adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari. Hindarkan konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit infeksi serta mengalami setres berat.
3.      Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi lemak yang berlebih tidak dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak dalam tubuh khususnya kadar kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih sedikit. Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan energi. Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh(berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk usia lanjut karena meningkat:
Ø  Berkurangnya aktivitas tubuh.
Ø  Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna akan membebani lambung dan usus.
Ø  Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang tinggi.
4.      Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi mkanan yang banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk menanggulangi resiko penyakit jantung.
Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari Adalah:
Ø  Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
Ø  Vitamin B1 1,0 ug.
Ø  Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
Ø  Vitamin B12 1,0 ug.
Ø  Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
Ø  Vitamin C60 ug.
Ø  Vitamin D5 ug.
Ø  Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
5.      Mineral
Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe,Zn,selenium, dan kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita. Adapun kebutuhan mineral untuk usia lanjut perhari adalah:
Ø  Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
Ø  Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
Ø  Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.
Ø  Seng (Zn) 15 ug.
Ø  Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah.

C.    Peranan Gizi Bagi Lansia
Peranan Energi
·         Energi untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein, dan lemak.
·         Kelebihan energi dapat memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena energy ini disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
·         Penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada orang-orang dengan energi yang berlebihan.
·         Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah yang dapat mengakibatkan fungsi umum menurun,seperti menurunnya daya tahan dan kesanggupan kerja.
Peranan Protein
·         Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk pertumbuhan. Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel jaringan yang rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
·         Kebutuhan protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa muda pada umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan pada wanita 0,87 g/kg berat badan/hari.
·         Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari untuk pria dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur 60 tahun ke atas.
·         Dianjurkan kebutuhan protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai biologi tinggi seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang berlebihan tidak bermanfaat Karena akan dapat memberatkan fungsi ginjal dan hati.

Peranan lemak
·         Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan energy.
·         Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
·         Masukan lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah total energi yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25% dari energi yang di butuhkan.

Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat penting dalam berbagai proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi mineral kurang dari kebutuhan akan dapat mengganggu kelangsungan proses tersebut.
Kalsium
Pada proses menua terjadi gangguan absorpsi kalsium,karena itu sangat dianjurkan untuk mengonsumsi susu 1 gelas/hari.Kebutuhan kalsium yang di anjurkan adalah 500 mg/orang/hari.Untuk yang menderita osteoporosis dianjurkan pemberian kalsium sejumlah 800 mg/orang/hari.Namun kalsium yang di butuhkan pada usia 19-20 tahun 1.000 mg,sedangkan untuk usia lebih 51 tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg.
Fe/Zat besi
Kebutuhan Fe yang dianjurkan sebesar 9 mg/orang/hari untuk pria,sedangkan 8 mg/orang/hari untuk wanita.Anemia gizi sering terjadi pada usia lanjut,diakibatkan rendahnya jumlah Fe dalam makanan yang di konsumsi ataupun adanya penyakit pada lambung yang dapat mengganggu penyerapan Fe di dalam saluran pencernaan.Oleh karena itu,sebaiknya dipilih zat besi yang berasal dari hewani.Konsumsi protein asal hewan antara lain daging perlu di konsumsi dalam jumlah yang cukup tetapi tidak boleh berlebihan,karena zat besi asal protein hewani lebih mudah diserap.


Natrium
Kebutuhan NaCl adalah 2,8-7,8 g/orang/hari.Dianjurkan lansia dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 mg/orang /hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah.Pada keadaan ini menyebabkan nafsu makan usia lanjut menurun,karena makanannya kurang garam.
Air
     Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.Dengan berkurangnya kemampuan ginjal,,maka air mempunyai peranan penting sebagai pengangkut sisa metabolism dalam tubuh.Dianjurkan meminum air sebanyak 6-8 gelas atau lebih dalam sehar.Air juga mempunyai peranan mendorong peristaltik usus sehingga dapat mencegah kontipasi.


Peranan Serat
·         Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan menghindari berbagai penyakit.
·         Fungsi serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit jantung koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian luar usus), dan mencegah kegemukan.

Peranan Vitamin
       Secara umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai proses metabolisme dalam tubuh,mempertahankan fungsi berbagai jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru dan membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
Vitamin A
      Penghasilan yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat tergantung kepada kecukupan Vitamin A.Pada pria maupun wanita usia umur 60 tahun ke atas kecukupan Vitamin A adalah 3.500-4.000 mikrogram/orang/hari.
Vitamin B1/Tiamina
       Kecukupan Vitamin B1 untuk pria lanjut adalah 1,2 mg/orang/hari dan 1,0 mg untuk wanita lanjut.

Vitamin B6
      Kecukupan  Vitamin B6 yang dianjurkan pria lansia adalah 2,2 mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram untuk wanita lanjut.
Folat
     Di dalam tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan di butuhkan untuk sintesis asam amino.
      Asam folat berfungsi sebagai kafaktor yang sangat penting dan juga merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan transulfurasi metabolisme homosistein.Asam folat juga merupakan koenzim yang sangat besar peranannya dalam reaksi di dalam tubuh,seperti sintesis DNA,pembelahan sel normal,sintetis purin,interkonversi asam amino,dan berbagai reaksi seluler lainnya.konsumsi asam folat tidak hanya berperan besar pada pembentukan jaringan otak janin saja,tetapi juga berpotensi mengatasi kepikunan pada kelompok lanjut usia.Hasil penelitian membuktikan,mengonsumsi makanan yang lunak yang banyak mengandung asam folat akan menurunkan risiko terserang kanker usus besar.

Vitamin B12
      Vitamin B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan daya ingat,bahkan bisa mengatasi persoalan kelainan saraf di samping itu Vitamin B12 bekerja sama dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
      Vitamin B12 juga berfungsi sebagai kofaktor yang sangat penting dan juga merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan transulfurasi metabolisme homosistem kecukupan yang dianjurkan untuk B12 adalah 0,3 mikrogram/hari bagi usia lanjut.
Vitamin C
      Vitamin C sangat bermangfaat untuk menghambat berbagai penyakit pada usia tua,berfungsi antara lain meningkatkan kekebalan tubuh,melindungi dari serangan kanker,melindungi arteri,meremajakan dan memproduksi sel darah putih,mencegah katarak,memperbaiki kualitas sperma,dan mencegah penyakit

gusi.Kecukupan Vitamin C adalah 60 mg/hari.
Vitamin D
       Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan lansia sebanyak 5 mikro gram/hari atau 200 IU.Pada umumnya konsumsi Vitamin D wanita usia lanjut rendah daripada pria usia lanjut.
Vitamin E
       Vitamin E merupakan anti-oksida dan diduga berperan memperlambat proses ketuaan pada usia lanjut.Kecukupan yang dianjurkan adalah 8mg alpha tokoferol untuk pria dan 10 mg/hari untuk wanita.
Vitamin K
Kecukupan Vitamin K adalah 65 mcg/hari bagi wanita lansia dan 80 mgc/hari bagi pria lansia.



D.    Menu Seimbang bagi Lansia
Menu seimbang usia lanjut adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsure gizi yang di butuhkan para usia lanjut.
       Syarat menu seimbang untuk manula sehat:
1.      Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.
2.      Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari hidrat arang yang merupakan hidrat arang konpleks (sayuran,kacang-kacangan,dan biji-bijian).
3.      Jumlah lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.
4.      Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut yaitu 8-10% dari total kalori.
5.      Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur dan bermacam-macam pati,yang konsumsi dengan jumlah secara bertahap.
6.      Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu nonfat,yoghurt,ikan dan lain-lain.
7.      Makanan mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein hewani.
8.      Membatasi penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium bikarbonat,sodium sistrate.
9.      Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah di cerna.
10.  Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11.  Makanan seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.

E.     Suplemen dan Lansia
Suplemen yang banyak ditawarkan pada lansia umumnya adalah suplemen yang berkaitan dengan daya ingat,ketahanan tubuh,awet muda,mencegah penyakit,dan memperpanjang umur.Pada produsen suplemen ini.Suplemen untuk fungsi kognitif misalnya,merupakan jenis suplemen yang cukup menarik orang dewasa dan lanjut usia.Banyak sekali variasi suplemen diklaim berfungsi membantu meningkatkan fungsi kongnitif ini.Beberapa di antaranya merupakan campuran vitamin dan mineral lengkap,atau hanya mengunggulkan satu jenis vitamin tertentu saja.
      Lansia mungkin membutuhkan suplemen,mengingat kondisi mereka yang menurun,akan tetapi perlu di perhatikan secara seksama mengenai penggunaannya.Salah-salah akibatnya justru akan berbahaya bagi lansia itu sendiri.Suplemen makanan (nutraceutical)yang bersifat fungsional dalam meningkatkan stamina dan ketahanan tubuhnya.Atau mungkin akan lebih baik jika mengonsumsi makanan yang bersifat fungsional dengan kandungan antioksida yang tinggi atau juga suplemen kalsium.
      Perbaikan setatus gizi tubuh melalui makanan dan minuman dan ditambah dengan extra antioxidan merupakan benteng strategis dalam memperlambat proses penuaan.Antioksidan dapat diperoleh dengan mudah melalui konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang mencapai 400-800g/hari.
      Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan,sedikit daging,telur dan susu,dan banyak kacang-kacangan.Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-bahan yang tidak murni seperti beras tidak sosoh,beras jagung tepung terigu dan gandum utuh,singkong,ubijalar,beras jangung,tepung terigu dan gandum utuh,singkong,ubijalar,talas,pisang,dan sebagainya.Lemak diusahakan berasal dari lemak nabati yang cukup mengandung asam oleat,linoleat,dan linolenat,yang banyak terdapat dalam jagung,kedelai,alpukat.Namun konsumsi karbohidrat dan lemak harus secukupnya saja,sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan.
      Makanan merupakan suplemen zat gizi untuk semua orang.suplemem hanyalah sebagai suplrmrn.Ia tidak dapat menggantikan makanan.Untuk orang-orang yang memiliki keinginan untuk mencapai kondisi kesehatan optimal,tidak ada istilah terlambat untuk memulai hidup sehat,yaitu makan dengan benar,minum air,olahraga teratur dan daya hidup sehat lainnya,demikian juga dengan lansia.






Angka Kecukupan Energi Dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Lansian Dalam Sehari
Komposisi
Laki-laki
Perempuan
Energi (Kal)
1960
1700
Protein (gram)
50
44
Vitamin A (RE)
600
500
Thiamin (B1) (mg)
0.8
0.7
Riboflavin (B2)(mg)
1.0
0.9
Niasin (B3) (mg)
8.6
7.5
Vitamin B12 (mg)
1.0
1.0
Asam folat (mikrogram)
170
150
Vitamin C (mg)
40
30
Kalsium (mg)
500
500
Fosfor (mg)
500
450
Besi (mg)
13
16
Seng (mg)
15
15
Iodium (mikrogram)
150
150

Waktu Makan
Pria (2200 kal)
Wanita (1850 kal)
Pagi
1 ½ gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata Sapi)
100 gr sayuran (Cah Kangkung)
1 gls susu skim
1 gls nasi/ pengganti
1 btr telur
100 gr sayuran
1 gls susu skim
Pukul 10.00
Snack/buah (Nagasari)
Snack/buah
Siang
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes Ikan)

25 gr tempe/kacang-kacangan (Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran (Sayur Asem)
1 ptg buah (Semangka)
1  gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan
150 gr sayuran
1 ptg buah
Pukul 17.00
Snack/ buah (Bubur Kacang Hijau)
Snack/ buah
Malam
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho Daging)

50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah (Pisang)
1  gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu
150 gr sayuran
1 ptg buah

F.     Faktor-faktor yang harus di perhatikan pada lansia
a.      Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya depresi, stres, paranoia, dan gangguan lain dengan cara :
·         Melakukan komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
·         Melakukan aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi waktu luang.
·         Berkumpul bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman baru untuk menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
Adapun bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang lanjut usia :
·         Memberikan kenyamanan dengan suasana keluarga yang bahagia dan harmonis.
·         Memberikan semangat dalam diri lansia untuk tetap berproduktivitas dalam hidupnya.
·         Memberikan semangat dalam hal spiritual untuk mengurangi perasaan takut/khawatir dalam diri lansia.

b.      Gizi (Suplemen)
·         Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua, butuh zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga kesadaran akan perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya memang dimulai sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut masalah gizi dapat di tanggulangi dengan baik.
·         Makana yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran, dua sajian buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di berikan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda dari setiap kelompok makanan merupakan metode yang paling baik untuk memastikan masukan zat gizi yang cukup.
·         Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit delapan gelas cairan seperti air, jus, dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan feces.
·         Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500 mg/hari yang membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian menunjukan defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk mengoreksinya.

Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Maka yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi kebutuhan gizi.
2.      Pemberian makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi kecil tapi sering.
3.      Memberikan makanan terhadap dan bervariasi terutama bila nafsu makanya berkurang
4.      Memperhatikan makanan agar sesuai dengan selera.
5.      Memberikan makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan memudahkan mengunyah.
6.      Melakukan terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit yang dilakukan oleh ahli gizi



c.       Pola Hidup
Pada usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada komponen daya tahan kardio respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat dilakukan lansia untuk memperbaiki fungsi kardiovaskular dan menimbilkan perasaan segar adalah melakukan olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh yang baik/positif terhadap kemampuan fisik seseorang apabila dilakukan secara baik dan benar. Melakukan latihan fisik yang baik dapat bermanfaat sebagai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila ditinjau secara fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak secara langsung dan jangka panjang.
     
      Manfaat Fisiologi :
1.      Dampak langsung dapat membantu :
Ø  pengaturan kadar gula rendah;
Ø  merangsang adrenalin dan nonadrenalin;
Ø  peningkatan kualitas dan kuantitas tidur;
2.      Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
Ø  Daya tahan aerobik/kardiovaskular;
Ø  Kekuatan otot rangka;
Ø  Kelenturan;
Ø  Keseimbangandan koordinasi gerak;
Ø  Kelincahan gerak;

Manfaat Psikologis :
1.      Dampak langsung dapat membantu :
Ø  Member perasaan santai;
Ø  Mengurangi ketegangan dan kecemasan;
Ø  Meningkatkan perasaan senang.
2.      Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
Ø  Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh;
Ø  Kesehatan jiwa;

Ø  Fungsi kognitif;
Ø  Penampilan dan fungsi motorik;
Ø  Keterampilan.

Manfaat Sosial :
1.      Dampak langsung dapat membantu :
Ø  Pemberdayaan usia lanjut;
Ø  Peningkatan integritas social dan kultur.
2.      Dampak jangka panjang dapat meningkatkan :
Ø  Keterpaduan;
Ø  Hubungan kesetiakawanan social;
Ø  Jaringan kerja sama social budaya;
Ø  Pertahanan peran dan pembentukan peran baru;
Ø  Kegiatan antargenerasi.

Macam-macam olahraga/latihan yang baik bagi usia lanjut dalam memelihara kebugaran kesegaran fisik antara lain:
1.      Pekerjaan rumah dan berkebun dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani.
2.      Berjalan-jalan. Baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3.      Jalan cepat. Berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani dan merupakan cara yang aman, murah, menyenangkan, mudah dan berguna apabila dilakukan dengan benar.
Pemenuhan Kebutuhan Istrahat
            Biasanya pada usia lanjut terjadi gangguan pola tidur sehingga dapat menyebabkan perubahan fisik. Maka untuk dapat memberikan kebutuhan istrahat yang cukup untuk menjaga kesehatan lansia maka dapat dilakukan:
1.      Memberikan tempat tidur yang nyaman.
2.      Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas darai bau-bauan.

3.      Memberikan minum hangat sebelum tidur misalnya susu hangat.

Pola Makan
            Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam menciptakan kesehatan lansia secara optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia memerhatikan pola makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu makan dapat menyebabkan zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan demikian, adanya lansia yang tidak teratur makannya dapat menyebabkan tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan berpengaruh pada status gizinya.
Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a.       Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b.      Banyak minum dan kurangi garam.
c.       Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap dalam batas normal.
d.      Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi mudah dan teratur.
e.       Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut

Ø  Makanlah makanan yang mudah dicerna;
Ø  Hindari makanan yang terlalu manis dan gurih;
Ø  Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
Ø  Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.


Membatasi Minum Kopi dan Teh
            Sebaiknya pada usia lanjut minum kopi atau teh yang diencerkan. Teh dan kopi encer baik pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

Pengkajian Status Gizi Lansia
            Keadaan gizi seseorang memengaruhi penampilan, pertumbuhan dan perkembangan, kondisi kesehatan, serta ketahanan tubuh terhadap penyakit. Mengkaji status gizi usia lanjut sebaiknya menggunakan lebih dari satu parameter, sehingga hasil kajian lebih mendekati atau lebih akurat.
            Hal-hal yang dilakukan guna menghasilkan kajian yang akurat dengan jalan melakukan :
1.      Anamnesis
Dalam anamnesis yang perlu digali dari usia lanjut dan keluarganya antara lain:
·         Riwayat asupan makanan, termasuk pola makanan, kebiasaan makan, makanan yang disukai atau tidak disukai, alergi makanan, dan lain-lain.
·         Faktor sosial, ekonomi dan budaya.
·         Riwayat penyakit yang pernah diderita.
·         Obat-obatan yang diminum saat itu maupun sebelumnya.
·         Riwayat kebiasaan buang air besar dan buang air kecil.
2.      Pemeriksaan Tanda Vital
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tanda vital adalah:
·         Derajat penurunan atau perubahan kesedaran.
·         Pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi jantung atau nadi yang dilakukakan dalam posisi berbaring, duduk dan berdiri.
·         Pemeriksaan frekuensi napas untuk mengetahui apakah ada asidosis.
3.   Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada usia lanjut meliputi:
a.       Tanda-tanda klinis kurang gizi atau lebih
Ø  Kurang gizi     : sangat kurus, pucat atau bengkak.
Ø  Gizi lebih         : gemuk atau sangat gemuk (obesitas)

b.      Sistem kardiovaskular.
c.       Sistem pernapasan.
d.      Sistem gastrointestinal.
e.       Sistem genitourinarius.
f.       Sistem musculoskeletal.
g.      Sistem metabolik atau endokrin.
h.      Sistem neurologis atau psikiatik.
4.   Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnosis penyakit serta untuk menentukan entervensi gizi, pemeriksaan laboratorium antara lain:
a.       Darah : Hb, kolesterol total, HDL, LDL, gula darah, urrum, creatimin, asam urat dan trigliserida serta kadar vitamin dan mineral.
b.      Urine : Glukosa atau kadar gula, albumin.
c.       Faces : fungsi pencernaan, serat dan lemak.
5.   Penilaian Antropemetri
Tinggi badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm per tahun sampai usia 45 tahun dan 0,28 cm per tahun. Pemendekan ini diduga akibat penipisan lempeng tulang belakang, di samping pengurangan masa tulang. Susutan ini ditaksir sebanyak 12% (lelaki) dan 25% (wanita), yang kemudian tampak sebagai osteoporosis dan kifosis.
Berta badan sebaiknya ditimbang setiap minggu bagi lansia yang dirawa di rumah sakit, atau diasuh di panti wreda : dan cukup 2-3 bulan sekali bagi mereka yang masih sanggup melakukan kegiatan fisik. Berat badan ideal lansia sulit ditentukan karena berat acuan mereka yang seusia sukar diperoleh. Oleh karena itu, perubahan berat badan dijadikan indicator yang peka dalam penentuan resiko gizi.

Berbagai cara pengukuran antropometri dapat di gunakan untuk menentukan status gizi. Cara lain yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi usua, yaitu dengan mengukur tinggi lutut (knee high). Cara pengukuran antropometri lansia antara lain:

a.       Menghitung indeks masa tubuh (IMT)



        Status gizi ditentukan bila IMT :

Untuk Wanita
Untuk Laki-Laki
Normal         17-23
Kegemukan  23-27
Obesitas         > 27
Normal         18-26
Kegemukan  25-27
Obesitas          >27

b.      Menggunakan rumus Brocca
Cara ini digunakan untuk mengukur berat badan ideal dengan menggunakan rumus :

BB Ideal = (TB-100)-10% (TB-100)

Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan dan bila >20% terjadi obesitas.

c.       Menghitung tinggi lutut
Mengitung tinggi lutut di gunakan pada usia lanjut yang tulang punggunya terjadi osteoporosis (keropos), sehingga terjadi penurunan tinggi badan sesungguhnya dengan rumus :

Tinggi Badan (laki-laki)      = 59,01 + (2,08 x Tinggi Lutut)
Tinggi Badan (Perempuan) = 75,00 + (1,91 x Tinggi Lutut)


Catatan:
Ø  TL = Tinggi lutut (cm)
Ø  Setelah mengetahui TB dan tinggi lutut, selanjutnya IMT dihitung seperti rumus di atas
Ø  Cara mengukur tinggi lutut.
A.    Untuk orang sehat (dapat duduk)
1.      Orang yang diukur duduk pada kursi.
2.      Posisi duduk sempurna (badan tegak, tangan bebas ke bawah dan muka menghadap ke depan).
3.      Lutut kedua kaki membentuk sudut siku (900).
4.      Telapak kaki kiri (yang diukur) juga membentuk sudut siku (900).
5.      Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian tumit dan lutut.
6.      Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama
7.      Catat angka hasil pengukuran.

B.     Untuk orang sakit (tidak dapat duduk)
1.      Pasien tidur terlentang pada tempat tidur (usahakan posisi tempat tidur/kasur rata/horizontal).
2.      Tempatkan alat penyangga di antara lipatan pada paha dan betis kaki kiri membentuk sudut siku (900).
3.      Beri bantuan dengan bantal pada bagian pantat pasien jika alat penyangga terlalu tinggi.
4.      Telapak kaki kiri pasien membentuk sudut 900.
5.      Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri pada bagian tumit dan lutut.
6.      Baca angka (panjang lutut) pada alat secara seksama.
7.      Catat angka hasil pengukuran.



6.      Pengkajian Asupan Makanan Per Hari   
Untuk mengetaui konsumsi makanan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan untuk mengetahui pola makan dan metode kuantitatif untuk mengetahui jumlah asupan makanan per hari.
Secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode food recall, food record serta  food weighing, sedangkan metode kualitatif dilakukan dengan menanyakan frekuensi makan dan riwayat makanan.
Dalam pengkajian asupan makanan, ada empat tingkat kegiatan, yaitu:
a.       Pengukuran asupan makanan;
b.      Pengukuran asupan zat gizi;
c.       Perhitungan absorbs zat gizi; dan
d.      Membandingkan antara asupan zat gizi dan kebutuhannya.

7.      Pengkajian Status Gizi Biokimia
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh:
1.      Masao tot yang berkurang dan masa lemak yang bertambah, mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan ngerucut dan kering, wajah keriput serta muncul gari-garis yang menetap. Oleh sebab itu, pada usia lanjut sering kali terlihat kurus.
2.      Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga dihubungkan dengan kekurangan Vitamin A, Vitamin C, dan asam folat. Adapun gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan.
3.      Dengan banyaknya gigi gerigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada lansia.
4.      Penurunan mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut. Penurunan mobilitas usus juga dapat menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabkan wasir.
5.      Akibat proses menua kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengeceran natrium sampai dapat terjadi hiponetremia yang menimbulkan rasa lelah.
6.      Makanan yang dihadapi oleh semua mausia dan juga seluruh umat manusia adalah proses menua atau penuaan. Dalam tubuh terjadi perubahn-perubahan structural yang merupakan proses degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil atau menciut, jumlah sel berkurang, terjadi perubahan isi atau komposisi sel, pembentukan jaringan ikat baru menggantikan sel-sel yang menghilang atau menciut dengan akibat timbulnya kekemunduran fungsi organ-organ tubuh pada lansia.





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pada  usia 65 tahun  seseorang  dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.
2.      Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia.
3.      Pada lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
4.      Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami masa-masa ini.
5.      Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-kewaktu.
6.      Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan kemunduran fungsi tubuh akibat proses menua.
7.      Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih, rontok, kulit menjadi keriput dan tipis, dan lain-lain.
8.      Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim atau suhu udara, kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsur lingkungan.
9.      Beberapa faktor yang harus di perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan social, gizi (suplemen), pola hidup, pola makan, membatasi minum kopi dan teh.
10.  Ada beberapa cara pengkajian status gizi pada lansia, antara lain: anamnes, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, penilaian antropometri, pengkajian asupan makan perhari, dan pengkajian status gizi biokimia.




B.     Saran
            Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.

























C.    Daftar Pustaka
1.      Apandi. 2002. Permasalahan Nutrisi pada Lansia. http://pergemi.medindo.com/nutrisi.-   
html.
2.      Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan Manusia. Jember: Bagian Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.
3.      Direktorat Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta:Departemen Kesehatan.
4.      Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.
5.      Kurnianingsih,dkk.2007. Tugas Mata Kuliah Gizi Daur Gizi pada Lansia.Surabaya:Universitas Airlangga.
6.      Courtney, Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Edisi II. Melfiawati (ED). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.