BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap manusia
pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi
tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada manusia
seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan
terintegrasi.
Lansia atau
lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65
tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah
disebut lansia.
Secara umum
orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam
sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya
cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas
yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Usia lanjut
sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan menurun.
Padahal meskipun aktivitasnya menurun
sejalan dengan bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap,
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap
membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan lansia ?
2.
Apa
saja ciri-ciri dari lansia ?
3.
Apa
saja kondisi fisik pada lansia ?
4.
Apa
saja masalah kesehatan pada lansia ?
5.
Apa
saja masalah gizi pada lansia ?
6.
Apa
saja kebutuhan gizi pada lansia ?
7.
Bagaimana
upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari lansia
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri lansia
3.
Untuk
mengetahui kondisi fisik pada lansia
4.
Untuk
mengetahui masalah pada kesehatan lansia.
5.
Untuk
mengetahui masalah gizi pada lansia
6.
Untuk
mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
7.
Untuk
mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai lansia
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian dari lansia
Lanjut usia
merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten
(1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat
merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo
(2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah
orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya
mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah
(1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur
yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan
daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU
Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa manusia
lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan
Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan
yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan
terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu :
a.
Usia
pertengahan (middle age) kelompok
usia 45 – 59 tahun.
b.
Lanjut
usia (alderly) kelompok usia 60 – 74
tahun
c.
Lanjut
usia tua (old) kelompok usia 75 – 90
tahun
d.
Usia
sangat tua (very old) kelompok usia
diatas 90 tahun
Dari berbagai
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di
mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan
ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
2. Ciri
- ciri lansia
Menurut Hurlock 1980
terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1.
Usia
lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia
sebagai dating dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat
berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran
itu akan lama terjadi.
2.
Orang
lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status
kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise
yang jelek terhadap lansia. Pendapat - pendapat klise itu seperti : lansia
lebih senang mempertahankan pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang
lain.
3.
Menua
membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran
tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal.
Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4.
Penyesuaian
yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk
terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri
yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena
perlakuan yang buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.
3. Kondisi
fisik pada lansia
Setelah orang
memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang
bersifat patologis berganda (multiple
pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput,
gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi
fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara
berlipat ganda.
Ini semua dapat
menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun social, yang
selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya
adalah :
1.
Kulit
: kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan
demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap
masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan
lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru
dibawahnya.
2.
Rambut
: rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
3.
Seks
: produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur,
selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi
oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4.
Otot
: jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat
bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan
kekuatannya berkurang.
5.
Jantung
dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang.
Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes
mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya
penggumpalan darah dan trombosit.
6.
Tulang
: ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya
tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya
usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut
usia, antara lain :
1.
Sel
a.
Lebih
sedikit jumlahnya
b.
Lebih
besar ukurannya
c.
Berkurangnya
jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d.
Menurunnya
proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e.
Jumlah
sel otak menurun.
f.
Terganggunya
mekanisme perbaikan sel.
g.
Otak
menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2.
Sistem
persarafan :
a.
Berat
otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b.
Cepatnya
menurun hubungan persarafan.
c.
Lambat
dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d.
Mengecilnya
saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya
saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e.
Kurang
sensitive terhadap sentuhan.
3.
Sistem
pendengaran
Presbiakuisis (gangguan
pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak
jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a.
Membaran
timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b.
Terjadi
pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c.
Pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
4.
Sistem
penglihatan
a.
Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar
b.
Kornea
lebih berbentuk sferis
c.
Lensa
lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
d.
Meningkatnya
amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat, dan
susah melihat dalam cahaya gelap.
e.
Hilangnya
daya akomodasi.
f.
Menurunnya
lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g.
Berkurangnya
daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.
Sistem
kardiovaskuler
a.
Elastisitas
didnding aorta menurun.
b.
Katup
jantung menebal dan menjadi kaku
c.
Kemampuan
jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.
Kehilangan
elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing
mendadak).
e.
Tekanan
darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6.
Sistem
pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan
suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta, yaitu menetapkan
suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya.
Yang sering ditemui antara lain:
a.
Temperatur
tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat
metabolisme yang menurun.
b.
Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
4. Masalah
Kesehatan pada lansia
Penampilan penyakit
pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda, karena
penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul
akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri
serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Menurut Kane dan
Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang bergerak), instability
(berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh), incontinence (beser buang air kecil / air besar), infection (infeksi), impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin
integrity (gangguan panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita penyakit akibat
obat-obatan), insomnia (gangguan
tidur), immune deficiency (daya tahan
tubuh yang menurun), dan impotence
(impotensi).
Beberapa masalah
kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut:
a. Kurang
bergerak
Gangguan fisik, jiwa,
dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang
paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
b. Istabilitas
Penyebab terjatuh pada
lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan
tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik
(hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor
lingkungan.
Akibat yang paling
sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu dari tubuh
yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar
karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari pada itu,
terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya. Walaupun
sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau gangguan
fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan
peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan
psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi,
sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut berjalan untuk
melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
c. Beser
Beser, buang air besar
(bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada
lansia, yaitu keluarnya
air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan
masalah kesehatan atau social. Beser bak merupakan masalah yang sering kali
dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak
dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibat timbul berbagai
masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang kesemuanya akan memperburuk
kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak sering mengurangi
minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat
menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering pula disertai
dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat keluhan beser
bak mandi.
d. Gangguan
intelektual
Merupakan kumpulan
gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup
berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan sehari-hari.
Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau lebih, yaitu
kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia (kepikunan
berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat mendekati 50%.
Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan intelektual adalah depresi
sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya.
e. Infeksi
Merupakan salah satu
masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering didapati, juga
gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan di dalam
diagnosis dan pengobatan serta resiko
menjadi fatal meningkat pula.
Beberapa faktor resiko
yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena kekurangan gizi,
kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh,
terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya
tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor
lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami
infeksi.
f. Gangguan
pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit
Akibat proses menua
semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada otak, saraf
dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan terganggunya
komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan
trauma yang minimal.
g. Depresi
Perubhan status social,
bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu
munculnya depresi pada lansia. Namun
demikian, sering kali gejala depresi menyertai penderita dengan
penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun
terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul sering kali
dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas.
Gejala-gejala depresi
dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian,
tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya
aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang,
sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat, hulangnya
kesenangan yang biasanya dinikmati,
menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri
berkurang merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau
bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering
timbul depresi terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja
seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan
pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
h. Kurang
gizi
Kekurangan gizi pada
lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor
lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi,
isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan pancaindera,
kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria yang sangat tua
dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor kondisi kesehatan
Berupa penyakit fisik,
mental, gangguan tidur, alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
i.
Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh yang
menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan
bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh
proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang
sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut)
dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga
penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi
organ-organ tubuh, dan lain-lain.
j.
Impotensi
Merupakan ketidak
mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan
sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Menurut
Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan pada pria
usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi ereksi,
yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang 25%
dan minimal 17%.
Penyebab disfungsi
ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai
adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena
proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang
terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria
terhadap rangsangan.
k. Tidak
punya uang
Dengan semakin
bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara
perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau
menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Untuk
dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga
syarat, yaitu memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai
peranan di dalam menjalin masa tuanya.
l.
Penyakit obat-obatan
Salah satu yang sering
didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga
membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering menggunakan
obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan
timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang digunakan.
Penyakit
Yang Biasa Diderita Lansia
Usia lanjut memiliki
banyak masalah dengan kesehatan yang terkait dengan menurunnya fungsi tubuh dan
faktor-faktor sekitar seperti makanan dan lingkungan sekitar. Penyakit-penyakit
yang biasa diderita oleh usia lanjut antara lain:
a. Jantung dan Serangan Jantung
a. Jantung dan Serangan Jantung
Untuk mencegah dari
serangah jantung, bisa dilakukan dengan cara-cara berikut yaitu makan makanan
yang sehat untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol dalam
darah, kurangi berat badan jika kita termasuk memiliki berat yang berlebih
(overweight), berhenti merokok, kurangi stress, cukup berolahraga (misalnya
jogging dan jalan kaki) atau melakukan aktifitas fisik yang lain, kurangi
konsumsi garam sampai 5 mg (atau sekitar 1 sendok teh dalam 24 jam) dan hindari
makanan gorengan dan bergaram.
b. Tekanan darah Tinggi
Untuk mencegah terjadi
penyakit tekanan darah tinggi , lakukan aktifitas fisik seperti olahraga
secara teratur, jalan kaki, yoga, atau aerobik yang ringan; jaga berat tubuh
agar pada kondisi ideal, ikuti pola makan sehat seperti makan makanan yang
berasal dari buah dan sayuran, susu rendah kalori, minyak ikan, hindari minuman
beralkohol dan soft drink, berhenti merokok dan kurangi konsumsi garam atau
diganti dengan garam diet.
c. Arthritis
(reumatik)
Untuk mencegah penyakit
reumatik ini biar tidak kumat antara lain: lakukan latihan fisik dan berjalan
kaki secara teratur, pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat dapat
mencegah penyakit ini, minumlah suplemen berupa kalsium dan vitamin D secara
teratur bila tidak tercukupi dari makanan yang dikonsumsi, lakukan olahraga
angkat beban ringan secara teratur, hindari merokok dan alkohol, lakukan tes
tulang untuk melihat kondisi tulang kita.
d. Osteoporosis
(tulang rapuh)
Berikut adalah
langkah-langkah untuk mencegah tulang menjadi cepat lemah dan rapuh, yaitu
dengan cukup konsumsi kalsium setiap hari; cukup vitamin D setiap hari (dapat
diperoleh dari makanan/minuman atau sinar matahari); makan makanan yang sehat
yang mengandung vitamin A, Vitamin C, magnesium, seng dan protein , yang dapat
berasal dari susu, buah-buahan dan sayuran hijau dan berdaging; selalu aktif
secara fisik dapat membantu kesehatan tulang; jangan merokok karena bisa
merusak tulang dan menurunkan kadar estrogen dalam tubuh; dan hindari
pekerjaan-pekerjaan atau aktifitas yang beresiko besar untuk terjatuh.
e. Diabetes
Untuk mengontrol
diabetes, lakukan latihan setiap pagi misalnya berjalan pagi, jogging dengan
intensitas kecil atau sedang, atau aerobik ringan; pilihlah makanan-makanan
yang sehat (rendah lemak, rendah kalori dan rendah garam); hindari konsumsi
gula dan sirup, pilihlah gula diet; konsumsi sayuran dan buah segar, ganti soft
drink dengan jus buah tanpa gula atau air putih; makan makanan dan snack yang
sesuai (rendah gula) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari agar kadar gula
darah bisa terjaga; dan yang terakhir yaitu selalu lakukan kontrol ke dokter.
f. Kanker
Untuk mencegah kanker:
berhentilah merokok, konsumsi buah dan sayur secukupnya yang dapat mempunyai
efek melindungi dari kanker (sebagai antioksidan), konsumsi teh hijau
secangkir sehari secara teratur dapat mencegah kanker dan juga melindungi
jantung, aktifitas fisik secara teratur dan menjaga berat badan, juga
menghindari bahan-bahan makanan yang mempunyai efek karsinogenik dan
menghindari dari bahan-bahan atau sumber radiasi.
g. Ginjal
Sakit ginjal dapat
dicegah dengan menjaga tekanan darah di batas normal, menjaga berat badan,
kurangi makanan berlemak, minum air yang cukup, kurangi minum kopi, hindari
minuman beralkohol, tidak merokok atau menggunakan produk tembakau.
h. Pembesaran
prostat
Untuk mencegahnya yaitu
dengan teratur melakukan olahraga ringan, makan makanan yang bergizi seperti
sayuran dan buahan (kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, labu, tomat, ikan
dan minyak ikan), mengikuti pola makan sehat, tidak merokok, tidak begadang,
kurangi makanan pedas yang berlebihan, dan memeriksakan ke dokter secara
berkala.
i.
TBC
TBC adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh mikroba. Untuk pencegahannya yaitu hidup bersih
dan sehat, mencuci tangan setelah berada di sekitar orang yang mengidap
penyakit batuk kronik, konsumsi makanan yang kaya akan vitamin, mineral,
kalsium, protein dan serat, hindari berada cukup dekat dengan orang yang sedang
batuk, olahraga teratur di tempat yang berudara segar dan sejuk. Lakukan
pemeriksaan jika menderita batuk agak lama.
j.
Penyakit mata
Penyakit mata atau
katarak adalah salah satu penyakit yang menyerang lansia. Pencegahannya yaitu
dengan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A, C dan E seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, dan ikan. Kandungan katekin dalam teh hijau juga membantu
mencegah terjadinya katarak. Istirahatkan mata selama selama 5-30 menit jika
kita sedang membaca (caranya: menutup mata atau menghadap ke suatu arah
tertentu, bernapas dalam dan menutup mata dengan telapak tangan). Gunakan
kacamata gelap jika sedang berada di luar di siang hari.
k. Alzheimer
(penyakit pikun)
Agar tidak pikun, mulailah rajin berolahraga yang
ringan, konsumsi makanan yang bergizi seperti serealia utuh (yang banyak
kandungan vitamin B nya), ikan dan minyak ikan, teh, sayuran dan buahan
(misalnya buah delima), makanan yang mengandung vitamin D (misalnya telur,
susu), selalu aktif berpikir, tidur teratur dan cukup, serta melindungi otak
dari ancaman cedera atau yang lainnya. Contoh lain dari menu lansia dalam
satu hari misalnya sebagai berikut.
5. Masalah
gizi pada lansia
a. Kegemukan
atau obositas
Keaadaan ini disebabkan
karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung (lemak, protein dan
karbohidrat) yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Kegemukan ini biasanya terjadi
sejak usia muda bahkan sejak anak-anak. Seseorang yang sejak kecil sudah gemuk
mempunyai banyak sel lemak yang bilamana konsumsi meningkat cenderung sel lemak
itu diisi kembali sehingga mudah menjadi gemuk. Proses metabolisme yang menurun
pada usia lanjut, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau
penurunan jumlah makanan, sehingga kalori yang berlebih akan di ubah menjadi
lemak yang mengakibatkan kegemukan.
Kegemukan atau obesitas
akan meningkatkan resiko menderita penyakit jantung koroner 1-3 kali, penyakit
hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit empedu 1-6 kali.
Beberapa penyakit yang dihubungkan dengan kegemukan atau obesitas antara lain :
1. Penyakit
jantung koroner (PJK)
Menurut Kennedy
penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ tubuh
lain, tetapi malahan terjadi hipertrofi. Pada batas umur 30-90 tahun, masa
jantung bertambah ± 1 g per tahun pada laki-laki dan ± 1,5 g per tahun pada
wanita. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan
resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, kegemukan dan obesitas juga
merupakan faktor resiko penting yang memengaruhi terjadinya penyakit jantung
koroner.
Penyakit jantung
koroner ini terjadi jika ada penyempitan pembuluh darah jantung
oleh timbunan lemak
(plak) sehingga jantung kekurangan oksigen. Faktor resiko yang bisa
dimodifikasikan antar lain kebiasaan merokok, dislipidemia, kurang gerak,
kegemukan, diabetes mellitus, stress, infeksi, serta gangguan pada darah
(fibrinogen, faktor thrombosis dan sebagainya).
2. Hipertensi
Berat badan yang
berlebih akan meningkatkan beban jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Akibatnya tekanan darah cenderung lebih tinggi. Di samping itu, pembuluh darah
pada usia lanjut lebih tebal dan kaku (arteriosklerosis) sehingga tekanan darah
akan meningkat. Bila disertai adanya plak di dinding dalam arteri dapat
menyebabkan sumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan strok (pecahnya
pembuluh darah). Jika sumbatan ini terjadi pada pembuluh darah otak dapat
menyebabkan lumpuh atau kematian. Bila sumbatan terjadi di jantung, maka akan
menyebabkan serangan angina atau infark yang juga dapat menyebabkan kematian.
Konsumsi natrium
(garam) yang berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu rendahnya
konsumsi kalsium, magnesium dan kalium dapat pula meningkatkan tekanan darah.
3. Diabetes
mellitus
Adalah suatu
keadaan/kelainan di mana terdapat gangguan metabolism karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan karena kekurangan insulin atau tidak berfungsinya
insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tertimbun dalam darah
(hiperglikemia) dengan berbagai akibat yang mungkin terjadi. Pada orang gemuk
atau obesitas, hiperglikemia terjadi karena insulin yang dihasilkan tidak
memenuhi kecukupan.
4. Sirosis
hepatitis
Pada usia lanjut
sirosis menunjukkan perjalanan penyakit dan gejala penyakit seperti yang
terdapat pada dewasa lain.
Lemak yang berlebihan
akan ditimbun dalam hati yang akan menyebabkan terjadinya perlemakan hati, dan
memicu terjadinya penyakit sirosis hepatitis. Disamping itu, sirosis hepatitis
juga disebabkan karena radang hati (hepatitis) akibat kebiasaan minum alcohol
yang berlebih. Sirosis ini dapat berkembang menjadi kanker hati.
b. Kurang
energi kronis (KEK)
Kurangnya nafsu makan
yang berkepanjangan pada usia lanjut dapat menyebabkan penurunan berat badan
yang drastis. Pada orang tua, jaringan ikat mulai keriput sehingga kelihatan
makin kurus. Disamping kurangnya karbohidrat, lemak dan protein sebagai zat
gizi makro maka penderita KEK biasanya disertai kekurangan zat gizi makro lain
lain.
Penderita dengan
penyakit infeksi kronis dan keganasan berat badannya juga menurun (misalnya
pada TBC, kanker). Seseorang dikatakan menderita KEK, bila IMT < 17, selain itu dari
pemeriksaan klinis dapat terlihat bahwa orang tersebut sangat kurus dan
tulang-tulangnya menonjol.
Penyebab kurang energy
kronis (KEK) pada usia lanjut antara lain :
1.
Makan
tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan penciuman.
2.
Banyak
gigi yang tanggal/ompong sehingga untuk makan terasa sakit.
3.
Nafsu
makan berkurang karena kurang aktivitas, kesepian, depresi, penyakit kronis,
efek samping dari obat, alcohol dan rokok.
c. Osteoporosis
(Keropos Tulang)
Masa tulang telah
mencapai maksimum pada usia sekitar 35 tahun untuk wanita dan 45 tahun untuk
pria. Bila konsumsi kalsium kurang, dalam jangka waktu lama akan timbul
osteoporosis. Osteoporosis pada wanita terjadi setelah dua tahun menopause. Hal
ini karena masa tulang wanita lebih kecil dari pada pria dan pengaruh penurunan
hormone estrogen pada wanita yang telah mengalami menopause. Akibatnya tulang
sangat rapuh dan mudah terjadi patah tulang, bilamana mengalami jatuh.
Kekurangan kalsium dalam waktu lama dapat menyebabkan osteoporosis.
d. Gout
Gout dapat timbul
sebelum usia lanjut yang akan berlangsung sampai usia lanjut. Gout ini lebih
sering terjadi pada pria. Kelainan metabolism protein yang menyebabkan asam
urat dalam darah meningkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang
menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di sendi. Daerah sasaran gout yaitu ibu jari
kaki, telapak kaki, pergelangan dan lutut. Pada kulit sekitar permukaan sendi
yang terserang membengkak dan hangat dengan warna kemerahan → tua → ungu.
Pada penderita gout
perlu pembatasan konsumsi protein agar kadar asam urat dalam darah menurun.
Selain itu, asam urat yang berlebih dapat menjadi pencetus terjadinya batu
ginjal.
6.
KEBUTUHAN
GIZI LANSIA
A.
Kebutuhan
Gizi
Kebutuhan gizi bagi setiap manusia
berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan
tubuh,iklim atau suhu udara,kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsure
lingkungan. Kecukupan atau konsumsi gizi manula berbeda dengan kecukupan gizi
pada usia muda. Namun kebutuhan nutrisi manusia sama pada usia 40, 50, 60, dan
sesudahnya seperti ketika masih berusia sedikit muda dengan sedikit variasi.
a.
Energi
Pada manusia , kebutuhan energi
menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan banyak sel,yang
sudah kurang aktif yang mengakibatkan kegiatan fisik juga menurun. Dalam “Widya
Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan gizi yang dianjurkan untuk
pria manula adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan
kalori akan mulai menurun pada usia
40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun 10%.
Dengan penurunan ini berarti jumlah makanan yang
seharusnya dikonsumsi juga menurun.Kebutuhan
energy pada usia 40 tahun sekitar 35 kkal/kg BB ideal. Setiap usia 10 tahun perkembangan usia, kebutuhan
energy akan menurun 10 g. Tetapi, pembagian ke dalam zat-zat gizi tetap
berprinsip pada pola gizi seimbang.
b.
Protein
Fungsi protein pada manula tidak
lagi untuk pertumbuhan, tetapi untuk pemeliharaan dan pengganti sel-sel yang
rusak,serta pengaturan fungsi fisiologis tubuh. Pada usia tua tubuh lebih
tergantung pada asam-asam amino
esensial. Dianjurkan kecukupan protein usia lanjut dipenuhi dari protein yang
berkualitas baik seperti susu, telur, daging karena kecukupan asam amino yang
pentingnya pada usia lanjut meningkat. Jumlah protein pada usia lanjut
meningkat. Jumlah protein yang diperlukan bagi laki-laki lanjut adalah 49 g per
hari dan perempuan sebesar 41 g perhari. Pada usia lanjut tidak diperlukan
jumlah konsumsi protein yang berlebih karena akan memberikan fungsi ginjal dan
hati,sebaiknya konsumsi protein asal hewani atau nabati adalah 10 % dari total
kebutuhan total kalori perhari.
c.
Hidrat
Arang
Penggunaan hidrat arang relatif
menurun pada manula karena kecukupan kalori juga menurun. Dianjurkan 50% dari
total energy berasal dari hidrat arang.
d.
Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga
selain hidrat arang. Lemak yang berlebih dapat disimpan dalam tubuh sebagai
cadangan tenaga, dan bila sangat berlebih akan disimpan sebagai lemak tubuh.
Konsumsi yang berlebih pada manula
dihindari karena dapat meningkatkan kadar lemak tubuh,khususnya kadar
kolesterol darah. Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi dan banyak
menggunakan lemak nabati. Jumlah lemak yang dianjurkan diatur tidak melebihi 25
% dari total
kecukupan energy sehari , karena kebutuhan lemak
pada lansia hanya berkisar antara 20-25% dari total kalori/hari.
e.
Vitamin
Kebutuhan vitamin pada manula tidak
jauh berbeda dengan kebutuhan pada waktu muda,kecuali niasin,riboflavin,dan tiamina.
Kecukupan ketiga vitamin itu tergantung dari jumlah yang diperlukan. Pada
manula, konsumsi vitamin seperti riboflavin ,tiamina,vitamin B6 asam folat,
Vitamin C dan D, dan vitamin E dari makanan perlu mendapat perhatian yang
khusus terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause (50 tahun ke atas)
memerlukan vitamin-vitamin antioksidan seperti
Vitamin A dan Vitamin E (400-600 unit/hari).
f.
Mineral
Pada prinsipnya, mineral memang
dibutuhkan sedikit,tetapi pada manula sering dijumpai masukan makanan kurang
dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi, kalsium. Kalsium yang dibutuhkan
pada usia 19-50 tahun 1.000 mg, sedangkan untuk usia lebih dari 51
tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg. Organisasi kesehatan menyarankan bagi
manusia yang sudah pasca menopause untuk mengonsumsi harian, kalsium sebesar
1.500 mg, lebih tinggi dari kebutuhan biasa sebesar 1.200 mg. suplemen kalsium hingga 1.000 mg/hari juga disarankan bagi mereka
yang tidak mendapatkan mineral yang lebih cukup dari makanan. Adapun kecukupan
yodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia untuk usia 10-59 tahun dan lebih
dari 60 tahun baik pria maupun wanita adalah sebanyak 150 mg.
g.
Air
dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan
bertambahnya usia. Dengan berkurangnya kemampuan ginjal maka air punya peranan
penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan mendorong peristaltic
usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas sehari. Serat
dalam makanan akan membantu mendorong peristaltic usus dan dapat mencegah
konstipasi pada manula.
B.
Angka
Kecukupan Gizi Lansia
Kecukupan gizi usia lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan gizi
sangat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan,
postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari, iklim/suhu
udara,kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan,sedang sakit) dan unsure
lingkungan (misalnya bekerja dibahan dengan bahan nuklir). Konsumsi makan yang
cukup dan seimbang akan brmanfaat bagi usia lanjut untuk mencegah atau
mengurangi kemungkinan penyakit degenerative seperti penyakit
jantung,ginjal,diabetes mellitus arthritis dan lain-lain atau kekurangan gizi yang seyogianya telah dilakukan sejak
muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:
1.
Kalori
Kebutuhan energy pada usia lanjut
menurun sehubungan dengan penurunan metabolism basal (sel-sel banyak yang
inaktif) dan kegitan fisik cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun
sekitar 5% pada usia 40 – 49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69
tahun. Menurut widya karya pangan dan gizi 1993,kecukupan gizi yang dianjurkan
untuk usia lanjut(
2.
Protein
Untuk usia lanjut protein berfungsi
untuk mengganti sel-sel jaringan-jaringan yang rusak serta mengatur fungsi
fisiologi tubuh. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein
hewani dan nabati dengan perbandingan 1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk
laki-laki usia lanjut (60 tahun)adalah 55 g per hari dan wanita usia lanjut 48
g per hari. Hindarkan konsumsi protein yang berlebih karena akan memberatkan
fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan lebih pada usia lanjut yang
menderita penyakit infeksi serta mengalami setres berat.
3.
Lemak
Lemak merupakan sumber tenaga
selain hidrat arang. Lemak berlebih disimpan dalam tubuh sebagai cadangan
tenaga dan bila berlebih akan ditimbun sebagai lemak tubuh. Konsumsi lemak yang
berlebih tidak dianjurkan pada usia lanjut karena dapat meningkat kadar lemak
dalam tubuh khususnya kadar kolesterol darah.Kebutuhan lemak usia lanjut lebih
sedikit. Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari seperempat kebutuhan energi.
Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh(berasal
dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk usia lanjut karena meningkat:
Ø Berkurangnya
aktivitas tubuh.
Ø Berkurangnya
produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna akan membebani lambung
dan usus.
Ø Bisa
menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang tinggi.
4. Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk
meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit
degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi mkanan yang banyak
mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga dianjurkan,untuk menanggulangi
resiko penyakit jantung.
Adapun kebutuhan vitamin untuk usia
lanjut per orang per hari Adalah:
Ø Vitamin
wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
Ø Vitamin
B1 1,0 ug.
Ø Vitamin
B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
Ø Vitamin
B12 1,0 ug.
Ø Asam
Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
Ø Vitamin
C60 ug.
Ø Vitamin
D5 ug.
Ø Vitamin
E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
5.
Mineral
Pada usia lanjut di anjurkan
mengonsumsi makanan fe,Zn,selenium, dan kalsium untuk mencegah anemia dan
pengeroposan tulang terutama pada wanita. Adapun kebutuhan mineral untuk usia
lanjut perhari adalah:
Ø Kalsium
wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
Ø Zat
besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
Ø Natrium
(NaCl)2,8-7,8 g.
Ø Seng
(Zn) 15 ug.
Ø Selenium
wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah
tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat membantu
menurunkan tekanan darah.
C.
Peranan
Gizi Bagi Lansia
Peranan Energi
·
Energi untuk diukut
dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein, dan lemak.
·
Kelebihan energi dapat
memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena energy ini disimpan dalam
bentuk jaringan lemak.
·
Penyakit jantung dan
penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada orang-orang dengan
energi yang berlebihan.
·
Kekurangan energi
mengakibatkan berat badan rendah yang dapat mengakibatkan fungsi umum
menurun,seperti menurunnya daya tahan dan kesanggupan kerja.
Peranan Protein
·
Pada usia lanjut fungsi
protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk pertumbuhan. Peranan protein
yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel jaringan yang rusak,pengatur
fungsi fisiologi organ tubuh.
·
Kebutuhan protein pada
usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa muda pada umur 25
tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan pada wanita 0,87 g/kg
berat badan/hari.
·
Kecukupan protein yang
dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari untuk pria dengan umur 60
tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur 60 tahun ke atas.
·
Dianjurkan kebutuhan
protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai biologi tinggi
seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino esensial
meningkat pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang berlebihan tidak
bermanfaat Karena akan dapat memberatkan fungsi ginjal dan hati.
Peranan lemak
·
Lemak merupakan sumber energi
yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan energy.
·
Konsumsi lemak yang
berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan kadar
lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
·
Masukan lemak melalui
makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah total energi yang
dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 25%
dari energi yang di butuhkan.
Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah
sedikit namun peranannya sangat penting dalam berbagai proses metabolik dalam
tubuh,sehingga bila mengonsumsi mineral kurang dari kebutuhan akan dapat
mengganggu kelangsungan proses tersebut.
Kalsium
Pada proses menua terjadi gangguan absorpsi
kalsium,karena itu sangat dianjurkan untuk mengonsumsi susu 1
gelas/hari.Kebutuhan kalsium yang di anjurkan adalah 500 mg/orang/hari.Untuk
yang menderita osteoporosis dianjurkan pemberian kalsium sejumlah 800
mg/orang/hari.Namun kalsium yang di butuhkan pada usia 19-20 tahun 1.000
mg,sedangkan untuk usia lebih 51 tahun,kebutuhan kalsium sebesar 1.200 mg.
Fe/Zat besi
Kebutuhan Fe yang dianjurkan sebesar 9 mg/orang/hari
untuk pria,sedangkan 8 mg/orang/hari untuk wanita.Anemia gizi sering terjadi
pada usia lanjut,diakibatkan rendahnya jumlah Fe dalam makanan yang di konsumsi
ataupun adanya penyakit pada lambung yang dapat mengganggu penyerapan Fe di
dalam saluran pencernaan.Oleh karena itu,sebaiknya dipilih zat besi yang
berasal dari hewani.Konsumsi protein asal hewan antara lain daging perlu di
konsumsi dalam jumlah yang cukup tetapi tidak boleh berlebihan,karena zat besi
asal protein hewani lebih mudah diserap.
Natrium
Kebutuhan NaCl adalah 2,8-7,8
g/orang/hari.Dianjurkan lansia dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl
sejumlah 3 mg/orang /hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah.Pada
keadaan ini menyebabkan nafsu makan usia lanjut menurun,karena makanannya
kurang garam.
Air
Kebutuhan
air meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.Dengan berkurangnya kemampuan
ginjal,,maka air mempunyai peranan penting sebagai pengangkut sisa metabolism
dalam tubuh.Dianjurkan meminum air sebanyak 6-8 gelas atau lebih dalam
sehar.Air juga mempunyai peranan mendorong peristaltik usus sehingga dapat
mencegah kontipasi.
Peranan
Serat
·
Pada manula serat diperlukan
memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan menghindari berbagai
penyakit.
·
Fungsi serat dalam usaha pencegahan
penyakit yaitu mencegah penyakit jantung koroner,kanker usus besar,penyakit
diabetes melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian luar usus), dan
mencegah kegemukan.
Peranan Vitamin
Secara
umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai proses metabolisme dalam
tubuh,mempertahankan fungsi berbagai jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan
pembentukan sel-sel baru dan membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
Vitamin A
Penghasilan yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh terhadap
infeksi sangat tergantung kepada kecukupan Vitamin A.Pada pria maupun wanita
usia umur 60 tahun ke atas kecukupan Vitamin A adalah 3.500-4.000 mikrogram/orang/hari.
Vitamin B1/Tiamina
Kecukupan Vitamin B1 untuk pria lanjut adalah 1,2 mg/orang/hari dan 1,0
mg untuk wanita lanjut.
Vitamin B6
Kecukupan Vitamin B6 yang
dianjurkan pria lansia adalah 2,2 mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram untuk wanita
lanjut.
Folat
Di dalam
tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan di butuhkan untuk
sintesis asam amino.
Asam
folat berfungsi sebagai kafaktor yang sangat penting dan juga merupakan koenzim
yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan transulfurasi metabolisme
homosistein.Asam folat juga merupakan koenzim yang sangat besar peranannya
dalam reaksi di dalam tubuh,seperti sintesis DNA,pembelahan sel normal,sintetis
purin,interkonversi asam amino,dan berbagai reaksi seluler lainnya.konsumsi
asam folat tidak hanya berperan besar pada pembentukan jaringan otak janin
saja,tetapi juga berpotensi mengatasi kepikunan pada kelompok lanjut usia.Hasil
penelitian membuktikan,mengonsumsi makanan yang lunak yang banyak mengandung
asam folat akan menurunkan risiko terserang kanker usus besar.
Vitamin B12
Vitamin
B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan daya ingat,bahkan bisa
mengatasi persoalan kelainan saraf di samping itu Vitamin B12 bekerja sama
dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
Vitamin B12 juga berfungsi sebagai kofaktor
yang sangat penting dan juga merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses
remetilasi dan transulfurasi metabolisme homosistem kecukupan yang dianjurkan
untuk B12 adalah 0,3 mikrogram/hari bagi usia lanjut.
Vitamin C
Vitamin
C sangat bermangfaat untuk menghambat berbagai penyakit pada usia tua,berfungsi
antara lain meningkatkan kekebalan tubuh,melindungi dari serangan
kanker,melindungi arteri,meremajakan dan memproduksi sel darah putih,mencegah
katarak,memperbaiki kualitas sperma,dan mencegah penyakit
gusi.Kecukupan Vitamin C adalah 60 mg/hari.
Vitamin D
Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan lansia sebanyak 5 mikro gram/hari
atau 200 IU.Pada umumnya konsumsi Vitamin D wanita usia lanjut rendah daripada
pria usia lanjut.
Vitamin E
Vitamin
E merupakan anti-oksida dan diduga berperan memperlambat proses ketuaan pada
usia lanjut.Kecukupan yang dianjurkan adalah 8mg alpha tokoferol untuk pria dan
10 mg/hari untuk wanita.
Vitamin K
Kecukupan Vitamin K adalah 65 mcg/hari bagi wanita
lansia dan 80 mgc/hari bagi pria lansia.
D. Menu Seimbang bagi Lansia
Menu seimbang usia lanjut adalah susunan makanan
yang mengandung cukup semua unsure gizi yang di butuhkan para usia lanjut.
Syarat
menu seimbang untuk manula sehat:
1. Mengandung
zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.
2. Jumlah
kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari hidrat arang
yang merupakan hidrat arang konpleks (sayuran,kacang-kacangan,dan biji-bijian).
3. Jumlah
lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.
4. Jumlah
protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut yaitu 8-10% dari
total kalori.
5. Dianjurkan
mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur dan bermacam-macam
pati,yang konsumsi dengan jumlah secara bertahap.
6. Menggunakan
bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu nonfat,yoghurt,ikan dan
lain-lain.
7. Makanan
mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein hewani.
8. Membatasi
penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium bikarbonat,sodium
sistrate.
9. Bahan
makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan
mudah di cerna.
10. Hindari
bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11. Makanan
seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.
E.
Suplemen
dan Lansia
Suplemen yang banyak ditawarkan pada lansia umumnya
adalah suplemen yang berkaitan dengan daya ingat,ketahanan tubuh,awet
muda,mencegah penyakit,dan memperpanjang umur.Pada produsen suplemen
ini.Suplemen untuk fungsi kognitif misalnya,merupakan jenis suplemen yang cukup
menarik orang dewasa dan lanjut usia.Banyak sekali variasi suplemen diklaim
berfungsi membantu meningkatkan fungsi kongnitif ini.Beberapa di antaranya
merupakan campuran vitamin dan mineral lengkap,atau hanya mengunggulkan satu
jenis vitamin tertentu saja.
Lansia
mungkin membutuhkan suplemen,mengingat kondisi mereka yang menurun,akan tetapi
perlu di perhatikan secara seksama mengenai penggunaannya.Salah-salah akibatnya
justru akan berbahaya bagi lansia itu sendiri.Suplemen makanan
(nutraceutical)yang bersifat fungsional dalam meningkatkan stamina dan
ketahanan tubuhnya.Atau mungkin akan lebih baik jika mengonsumsi makanan yang
bersifat fungsional dengan kandungan antioksida yang tinggi atau juga suplemen
kalsium.
Perbaikan setatus gizi tubuh melalui makanan dan minuman dan ditambah
dengan extra antioxidan merupakan benteng strategis dalam memperlambat proses
penuaan.Antioksidan dapat diperoleh dengan mudah melalui konsumsi sayur-sayuran
dan buah-buahan yang mencapai 400-800g/hari.
Zat gizi
protein sebaiknya diperoleh melalui ikan,sedikit daging,telur dan susu,dan
banyak kacang-kacangan.Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-bahan yang
tidak murni seperti beras tidak sosoh,beras jagung tepung terigu dan gandum
utuh,singkong,ubijalar,beras jangung,tepung terigu dan gandum
utuh,singkong,ubijalar,talas,pisang,dan sebagainya.Lemak diusahakan berasal
dari lemak nabati yang cukup mengandung asam oleat,linoleat,dan linolenat,yang
banyak terdapat dalam jagung,kedelai,alpukat.Namun konsumsi karbohidrat dan
lemak harus secukupnya saja,sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan.
Makanan
merupakan suplemen zat gizi untuk semua orang.suplemem hanyalah sebagai
suplrmrn.Ia tidak dapat menggantikan makanan.Untuk orang-orang yang memiliki
keinginan untuk mencapai kondisi kesehatan optimal,tidak ada istilah terlambat
untuk memulai hidup sehat,yaitu makan dengan benar,minum air,olahraga teratur
dan daya hidup sehat lainnya,demikian juga dengan lansia.
Angka
Kecukupan Energi Dan Zat Gizi Yang Dianjurkan Untuk Lansian Dalam Sehari
Komposisi
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Energi (Kal)
|
1960
|
1700
|
Protein (gram)
|
50
|
44
|
Vitamin A (RE)
|
600
|
500
|
Thiamin (B1) (mg)
|
0.8
|
0.7
|
Riboflavin (B2)(mg)
|
1.0
|
0.9
|
Niasin (B3) (mg)
|
8.6
|
7.5
|
Vitamin B12 (mg)
|
1.0
|
1.0
|
Asam folat (mikrogram)
|
170
|
150
|
Vitamin C (mg)
|
40
|
30
|
Kalsium (mg)
|
500
|
500
|
Fosfor (mg)
|
500
|
450
|
Besi (mg)
|
13
|
16
|
Seng (mg)
|
15
|
15
|
Iodium (mikrogram)
|
150
|
150
|
Waktu Makan
|
Pria (2200 kal)
|
Wanita (1850 kal)
|
Pagi
|
1 ½ gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata Sapi)
100 gr sayuran (Cah Kangkung)
1 gls susu skim
|
1 gls nasi/ pengganti
1 btr telur
100 gr sayuran
1 gls susu skim
|
Pukul 10.00
|
Snack/buah (Nagasari)
|
Snack/buah
|
Siang
|
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes Ikan)
25 gr tempe/kacang-kacangan (Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran (Sayur Asem)
1 ptg buah (Semangka)
|
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan
150 gr sayuran
1 ptg buah
|
Pukul 17.00
|
Snack/ buah (Bubur Kacang Hijau)
|
Snack/ buah
|
Malam
|
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho Daging)
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah (Pisang)
|
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu
150 gr sayuran
1 ptg buah
|
F. Faktor-faktor
yang harus di perhatikan pada lansia
a. Lingkungan
Sosial
Sosialisasi terhadap
lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya depresi, stres, paranoia,
dan gangguan lain dengan cara :
·
Melakukan
komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
·
Melakukan
aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi waktu luang.
·
Berkumpul
bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman baru untuk
menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
Adapun bagi keluarga
yang mempunyai anggota keluarga yang lanjut usia :
·
Memberikan
kenyamanan dengan suasana keluarga yang bahagia dan harmonis.
·
Memberikan
semangat dalam diri lansia untuk tetap berproduktivitas dalam hidupnya.
·
Memberikan
semangat dalam hal spiritual untuk mengurangi perasaan takut/khawatir dalam
diri lansia.
b. Gizi
(Suplemen)
·
Untuk
menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua, butuh zat
gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga
kesadaran akan perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya
memang dimulai sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut masalah gizi
dapat di tanggulangi dengan baik.
·
Makana
yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran, dua sajian
buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di berikan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda
dari setiap kelompok makanan merupakan metode yang paling baik untuk memastikan
masukan zat gizi yang cukup.
·
Untuk
mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk
mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit
delapan gelas cairan seperti air, jus, dan lain-lain setiap haru untuk
melembutkan feces.
·
Untuk
suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500 mg/hari yang
membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian
menunjukan defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk
mengoreksinya.
Dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Maka
yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi kebutuhan gizi.
2.
Pemberian
makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi kecil tapi sering.
3.
Memberikan
makanan terhadap dan bervariasi terutama bila nafsu makanya berkurang
4.
Memperhatikan
makanan agar sesuai dengan selera.
5.
Memberikan
makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan memudahkan mengunyah.
6.
Melakukan
terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit yang dilakukan oleh ahli
gizi
c. Pola
Hidup
Pada usia lanjut 90%
tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada komponen daya tahan kardio
respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat dilakukan lansia untuk
memperbaiki fungsi kardiovaskular dan menimbilkan perasaan segar adalah
melakukan olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh
yang baik/positif terhadap kemampuan fisik seseorang apabila dilakukan secara
baik dan benar. Melakukan latihan fisik yang baik dapat bermanfaat sebagai
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila ditinjau
secara fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak secara langsung dan
jangka panjang.
Manfaat Fisiologi :
1.
Dampak
langsung dapat membantu :
Ø
pengaturan
kadar gula rendah;
Ø
merangsang
adrenalin dan nonadrenalin;
Ø
peningkatan
kualitas dan kuantitas tidur;
2.
Dampak
jangka panjang dapat meningkatkan :
Ø
Daya
tahan aerobik/kardiovaskular;
Ø
Kekuatan
otot rangka;
Ø
Kelenturan;
Ø
Keseimbangandan
koordinasi gerak;
Ø
Kelincahan
gerak;
Manfaat Psikologis :
1.
Dampak
langsung dapat membantu :
Ø
Member
perasaan santai;
Ø
Mengurangi
ketegangan dan kecemasan;
Ø
Meningkatkan
perasaan senang.
2.
Dampak
jangka panjang dapat meningkatkan :
Ø
Kesegaran
jasmani dan rohani secara utuh;
Ø
Kesehatan
jiwa;
Ø
Fungsi
kognitif;
Ø
Penampilan
dan fungsi motorik;
Ø
Keterampilan.
Manfaat Sosial :
1.
Dampak
langsung dapat membantu :
Ø
Pemberdayaan
usia lanjut;
Ø
Peningkatan
integritas social dan kultur.
2.
Dampak
jangka panjang dapat meningkatkan :
Ø
Keterpaduan;
Ø
Hubungan
kesetiakawanan social;
Ø
Jaringan
kerja sama social budaya;
Ø
Pertahanan
peran dan pembentukan peran baru;
Ø
Kegiatan
antargenerasi.
Macam-macam
olahraga/latihan yang baik bagi usia lanjut dalam memelihara kebugaran
kesegaran fisik antara lain:
1.
Pekerjaan
rumah dan berkebun dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga
kesegaran jasmani.
2.
Berjalan-jalan.
Baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3.
Jalan
cepat. Berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani dan
merupakan cara yang aman, murah, menyenangkan, mudah dan berguna apabila
dilakukan dengan benar.
Pemenuhan Kebutuhan
Istrahat
Biasanya pada usia lanjut terjadi gangguan pola tidur
sehingga dapat menyebabkan perubahan fisik. Maka untuk dapat memberikan
kebutuhan istrahat yang cukup untuk menjaga kesehatan lansia maka dapat
dilakukan:
1.
Memberikan
tempat tidur yang nyaman.
2.
Mengatur
lingkungan yang cukup ventilasi, bebas darai bau-bauan.
3.
Memberikan
minum hangat sebelum tidur misalnya susu hangat.
Pola
Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh
satu orang dan merupakan ciri khas masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak
seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh
dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang
tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan
terjadinya gizi lebih. Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam menciptakan
kesehatan lansia secara optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia
memerhatikan pola makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu
makan dapat menyebabkan zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan demikian,
adanya lansia yang tidak teratur makannya dapat menyebabkan tidak seimbang konsumsi
zat gizi yang akan berpengaruh pada status gizinya.
Pengaturan makan untuk
usia lanjut sebagai berikut :
a.
Jadwal
waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b.
Banyak
minum dan kurangi garam.
c.
Membatasi
asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap dalam batas
normal.
d.
Memilih
jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi mudah dan
teratur.
e.
Bagi
mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut
Ø
Makanlah
makanan yang mudah dicerna;
Ø
Hindari
makanan yang terlalu manis dan gurih;
Ø
Bila
ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
Ø
Makanan
selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00 sore.
Membatasi Minum Kopi dan Teh
Sebaiknya pada usia lanjut minum
kopi atau teh yang diencerkan. Teh dan kopi encer baik pula untuk merangsang
gerakan usus dan menambah nafsu makan.
Pengkajian Status Gizi Lansia
Keadaan gizi seseorang memengaruhi
penampilan, pertumbuhan dan perkembangan, kondisi kesehatan, serta ketahanan
tubuh terhadap penyakit. Mengkaji status gizi usia lanjut sebaiknya menggunakan
lebih dari satu parameter, sehingga hasil kajian lebih mendekati atau lebih
akurat.
Hal-hal yang dilakukan guna
menghasilkan kajian yang akurat dengan jalan melakukan :
1. Anamnesis
Dalam anamnesis
yang perlu digali dari usia lanjut dan keluarganya antara lain:
·
Riwayat
asupan makanan, termasuk pola makanan, kebiasaan makan, makanan yang disukai
atau tidak disukai, alergi makanan, dan lain-lain.
·
Faktor
sosial, ekonomi dan budaya.
·
Riwayat
penyakit yang pernah diderita.
·
Obat-obatan
yang diminum saat itu maupun sebelumnya.
·
Riwayat
kebiasaan buang air besar dan buang air kecil.
2. Pemeriksaan
Tanda Vital
Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemeriksaan tanda vital adalah:
·
Derajat
penurunan atau perubahan kesedaran.
·
Pemeriksaan
tekanan darah dan frekuensi jantung atau nadi yang dilakukakan dalam posisi
berbaring, duduk dan berdiri.
·
Pemeriksaan
frekuensi napas untuk mengetahui apakah ada asidosis.
3. Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik pada usia lanjut meliputi:
a.
Tanda-tanda
klinis kurang gizi atau lebih
Ø
Kurang
gizi : sangat kurus, pucat atau
bengkak.
Ø
Gizi
lebih : gemuk atau sangat gemuk
(obesitas)
b.
Sistem
kardiovaskular.
c.
Sistem
pernapasan.
d.
Sistem
gastrointestinal.
e.
Sistem
genitourinarius.
f.
Sistem
musculoskeletal.
g.
Sistem
metabolik atau endokrin.
h.
Sistem
neurologis atau psikiatik.
4. Pemeriksaan
Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnosis penyakit serta untuk
menentukan entervensi gizi, pemeriksaan laboratorium antara lain:
a.
Darah
: Hb, kolesterol total, HDL, LDL, gula darah, urrum, creatimin, asam
urat dan trigliserida serta kadar vitamin dan mineral.
b.
Urine
: Glukosa atau kadar gula, albumin.
c.
Faces : fungsi pencernaan, serat dan lemak.
5. Penilaian
Antropemetri
Tinggi
badan menurun dengan kecepatan 0,03 cm per tahun sampai usia 45 tahun dan 0,28
cm per tahun. Pemendekan ini diduga akibat penipisan lempeng tulang belakang,
di samping pengurangan masa tulang. Susutan ini ditaksir sebanyak 12% (lelaki)
dan 25% (wanita), yang kemudian tampak sebagai osteoporosis dan kifosis.
Berta
badan sebaiknya ditimbang setiap minggu bagi lansia yang dirawa di rumah sakit,
atau diasuh di panti wreda : dan cukup 2-3 bulan sekali bagi mereka yang masih
sanggup melakukan kegiatan fisik. Berat badan ideal lansia sulit ditentukan
karena berat acuan mereka yang seusia sukar diperoleh. Oleh karena itu,
perubahan berat badan dijadikan indicator yang peka dalam penentuan resiko
gizi.
Berbagai
cara pengukuran antropometri dapat di gunakan untuk menentukan status gizi.
Cara lain yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi usua, yaitu dengan
mengukur tinggi lutut (knee high).
Cara pengukuran antropometri lansia antara lain:
a.
Menghitung
indeks masa tubuh (IMT)
Status gizi ditentukan bila IMT :
Untuk Wanita
|
Untuk Laki-Laki
|
Normal 17-23
Kegemukan 23-27
Obesitas > 27
|
Normal 18-26
Kegemukan 25-27
Obesitas >27
|
b.
Menggunakan
rumus Brocca
Cara
ini digunakan untuk mengukur berat badan ideal dengan menggunakan rumus :
BB Ideal = (TB-100)-10% (TB-100)
|
Batas ambang yang
diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan dan bila >20%
terjadi obesitas.
c.
Menghitung
tinggi lutut
Mengitung tinggi lutut
di gunakan pada usia lanjut yang tulang punggunya terjadi osteoporosis
(keropos), sehingga terjadi penurunan tinggi badan sesungguhnya dengan rumus :
Tinggi
Badan (laki-laki) = 59,01 + (2,08
x Tinggi Lutut)
Tinggi
Badan (Perempuan) = 75,00 + (1,91 x Tinggi Lutut)
|
Catatan:
Ø
TL
= Tinggi lutut (cm)
Ø
Setelah
mengetahui TB dan tinggi lutut, selanjutnya IMT dihitung seperti rumus di atas
Ø
Cara
mengukur tinggi lutut.
A.
Untuk
orang sehat (dapat duduk)
1.
Orang
yang diukur duduk pada kursi.
2.
Posisi
duduk sempurna (badan tegak, tangan bebas ke bawah dan muka menghadap ke
depan).
3.
Lutut
kedua kaki membentuk sudut siku (900).
4.
Telapak
kaki kiri (yang diukur) juga membentuk sudut siku (900).
5.
Pasang
alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian tumit dan lutut.
6.
Baca
angka (panjang lutut) pada alat secara seksama
7.
Catat
angka hasil pengukuran.
B.
Untuk
orang sakit (tidak dapat duduk)
1.
Pasien
tidur terlentang pada tempat tidur (usahakan posisi tempat tidur/kasur
rata/horizontal).
2.
Tempatkan
alat penyangga di antara lipatan pada paha dan betis kaki kiri membentuk sudut
siku (900).
3.
Beri
bantuan dengan bantal pada bagian pantat pasien jika alat penyangga terlalu
tinggi.
4.
Telapak
kaki kiri pasien membentuk sudut 900.
5.
Pasang
alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri pada bagian tumit dan lutut.
6.
Baca
angka (panjang lutut) pada alat secara seksama.
7.
Catat
angka hasil pengukuran.
6. Pengkajian Asupan
Makanan Per Hari
Untuk mengetaui
konsumsi makanan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif dilakukan untuk mengetahui pola makan dan metode kuantitatif untuk
mengetahui jumlah asupan makanan per hari.
Secara kuantitatif
dapat dilakukan dengan metode food
recall, food record serta food weighing, sedangkan metode kualitatif
dilakukan dengan menanyakan frekuensi makan dan riwayat makanan.
Dalam pengkajian asupan
makanan, ada empat tingkat kegiatan, yaitu:
a.
Pengukuran
asupan makanan;
b.
Pengukuran
asupan zat gizi;
c.
Perhitungan
absorbs zat gizi; dan
d.
Membandingkan
antara asupan zat gizi dan kebutuhannya.
7. Pengkajian
Status Gizi Biokimia
Proses menua dapat
terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh:
1.
Masao
tot yang berkurang dan masa lemak yang bertambah, mengakibatkan jumlah cairan
tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan ngerucut dan kering, wajah
keriput serta muncul gari-garis yang menetap. Oleh sebab itu, pada usia lanjut
sering kali terlihat kurus.
2.
Penurunan
indera penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga dihubungkan dengan
kekurangan Vitamin A, Vitamin C, dan asam folat. Adapun gangguan pada indera
pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu
makan.
3.
Dengan
banyaknya gigi gerigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada lansia.
4.
Penurunan
mobilitas usus menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan usia lanjut. Penurunan mobilitas
usus juga dapat menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabkan wasir.
5.
Akibat
proses menua kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
berkurang. Akibatnya dapat terjadi pengeceran natrium sampai dapat terjadi
hiponetremia yang menimbulkan rasa lelah.
6.
Makanan
yang dihadapi oleh semua mausia dan juga seluruh umat manusia adalah proses
menua atau penuaan. Dalam tubuh terjadi perubahn-perubahan structural yang
merupakan proses degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil atau menciut, jumlah
sel berkurang, terjadi perubahan isi atau komposisi sel, pembentukan jaringan
ikat baru menggantikan sel-sel yang menghilang atau menciut dengan akibat
timbulnya kekemunduran fungsi organ-organ tubuh pada lansia.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pada
usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau
lanjut usia.
2.
Orang
yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada
lansia.
3.
Pada
lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
4.
Masalah-masalah
pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat diatasi
sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga akan mengalami
masa-masa ini.
5.
Batasan
usia lanjut berbeda-beda dari waktu-kewaktu.
6.
Pada
lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan kemunduran
fungsi tubuh akibat proses menua.
7.
Pada
lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih, rontok, kulit menjadi
keriput dan tipis, dan lain-lain.
8.
Kebutuhan
gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur,
aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim atau suhu udara, kondisi fisik
tertentu (sakit) serta unsur lingkungan.
9.
Beberapa
faktor yang harus di perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan social,
gizi (suplemen), pola hidup, pola makan, membatasi minum kopi dan teh.
10. Ada beberapa cara pengkajian status gizi
pada lansia, antara lain: anamnes, pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, penilaian antropometri, pengkajian asupan makan
perhari, dan pengkajian status gizi biokimia.
B. Saran
Setelah
membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya
sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan
masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
C. Daftar
Pustaka
1.
Apandi.
2002. Permasalahan Nutrisi pada Lansia.
http://pergemi.medindo.com/nutrisi.-
html.
2.
Ardiana,
Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan
perkembangan Manusia. Jember: Bagian Dasar Keperawatan dan Keperawatan
Dasar (DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.
3.
Direktorat
Bina Gizi Masyarakat.2003.Pedoman
Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga Kesehatan.Jakarta:Departemen
Kesehatan.
4.
Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut) edisi ke-2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.
5.
Kurnianingsih,dkk.2007.
Tugas Mata Kuliah Gizi Daur Gizi pada
Lansia.Surabaya:Universitas Airlangga.
6.
Courtney,
Mary. 1997. Terapi Diet dan Nutrisi.
Edisi II. Melfiawati (ED). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.